Muhasabah atau Menghitung Dosa
Bersama Pemateri :
Ustadz Ahmad Zainuddin
Muhasabah atau Menghitung Dosa adalah ceramah agama dan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc. langsung dari lapangan bola desa Lompio, belakang kantor desa Lompio, kec. Sirenja, kab. Donggala pada hari Kamis, 21 Robiul Awwal 1440 H / 29 November 2018 M.
Kajian Tentang Muhasabah atau Menghitung Dosa – Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc.
Menghitung dosa adalah kebiasaan dari Nabi dan para Salafush Shalih. Kebiasaan Nabi shallallahu alaihi wasallam, para sahabatnya, para tabi’in dan tabi’ut tabi’in. Kita sebagai manusia, sudah dituliskan takdirnya oleh Allah sebagai makhluk yang senantiasa tidak terlepas dari dosa. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman didalam Al-Quran:
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا ﴿٧٢﴾
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,” (QS. Al-Ahzab[33]: 72)
Lihatlah pada ayat ini Allah menyebutkan bahwa manusia selalu berbuat dosa. Maka dari itu kita angkat tema ini agar kita pintar menghitung dosa yang kita tidak terlepas darinya. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan dalam hadits riwayat Tirmidzi:
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Semua bani Adam pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang salah adalah yang segera bertaubat.” (HR. at-Tirmidzi no.2499)
Mari kita hitung dosa-dosa kita dari mulai bangun tidur sampai bangun tidur kembali. Berapa puluh ribu dosa dalam sehari-semalam yang kita lakukan. Baik dengan lisan kita, mata kita, telinga kita, tangan kaki, kemaluan atau dengan hati kita. Sungguh sangat penuh dengan dosa. Maka pantas bagi kita untuk membahas tema ini karena kita adalah makhluk yang tidak lepas dari dosa.
Sebab yang ketiga adalah karena beberapa bulan yang lalu kita dapati musibah yang menimpa kita semua sebagai ujian yang menyedihkan. Kejadian yang menimpa kita semua, maka sudah sepatutnya kita menghitung-hitung dosa dan jangan pernah merasa sedikit dosa.
Cara Menghitung Dosa
Secara bahasa, muhasabah berarti menghitung, menjumlahkan. Adapun secara syariat, muhasabah atau menghitung dosa disebutkan oleh Imam al-Mawardi didalam kitabnya Adabud Dunya wad Din (أدب الدنيا والدين), bahwa hendaknya seseorang membuka-buka kembali saat malamnya apa yang telah ia kerjakan di siang hari. Dia menghitung hitung kembali sebelum dia memejamkan matanya, maka dia membuka-buka kembali lembaran dari mulai dia bangun tidur sampai terbenam matahari. Apa yang dikerjakan. Kalau seandainya yang ia dapati adalah hal yang terpuji maka dilanjutkan perbuatan tersebut. Bahkan dia kembali melakukan perbuatan-perbuatan baik yang semisal dengannya. Tapi jika seandainya dia mendapati ternyata disiang hari dia melakukan perbuatan-perbuatan dosa maka hendaknya dia memperbaikinya.
Ketika kita melakukan kesalahan, kalau seandainya kita bisa meminta maaf, maka segera meminta maaf. Orang yang pernah kita dzalimi disiang hari, kita minta halal dimalam hari. Kita harus berusaha untuk segera memperbaikinya. Terutama dosa-dosa yang berhubungan dengan orang lain.
Pera ulama mengatakan bahwa perselisihan yang tidak diselesaikan di dunia maka dihari kiamat kelak akan dibangun diatas saling menagih. Yang mendzalimi, harus membayar kepada yang terdzalimi. Dan pada hari kiamat, membayarnya bukan dengan uang, bukan dengan emas ataupun perak. Tetapi membayarnya dengan pahala. Kalau seandainya habis pahala yang ditransfer, dia kan menanggung dosa orang yang didzalimi.
Sebagian ulama mengatakan bahwa muhasabah adalah melihat dalam amalan-amalan seseorang kemudian memperbaiki yang salah dan melanjutkan yang shalih. Inilah yang dinamakan muhasabah.
Dalil Muhasabah
Muhasabah atau menghitung dosa adalah sebuah ibadah. Ibadah tersendiri sebagaimana kita shalat. Maka muhasabah adalah ibadah yang ada kaitannya dengan hati. Semua ibadah yang ada kaitannya dengan hati maka ibadah itu agung. Imam Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa amalan hati lebih agung daripada amalan lahiriyah.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّـهَ ۚ إِنَّ اللَّـهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ﴿١٨﴾
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr[59]: 18)
Salah satu cara berfikir atau gaya hidup seorang muslim adalah bagaimana dia bisa selamat setelah mati? Itu yang harus selalu ada dalam benak kita. Setelah kita mati, bagaimana kita bisa selamat setelahnya? Karena seorang muslim meyakini bahwa setelah mati ada kehidupan dialam barzakh, kehidupan dihari kiamat. kehidupan di surga.
Berdasarkan ayat ini kita ambil sebuah isyarat, siapa yang lupa muhasabah pasti dia kan kecanduan maksiat. Orang yang melalaikan salat dan membiarkan dirinya berada dalam melalaikan shalat, maka dia akan kecanduan untuk meninggalkan shalat, dia akan kecanduan mengakhirkan waktu shalat.
Kita faham betul bahwa di dunia tidak ada pengadilan. Di dunia tidak ada hisab. Yang ada nanti dia akhirat. Ini yang membuat manusia kecanduan bermaksiat. Bahkan terkadang semakin seseorang bermaksiat, dia kan semakin mendapatkan dunia. Dan hati-hati. Jika semakin bermaksiat namun semakin diberikan dunia oleh Allah jangan-jangan itu tanda dia diinginkan oleh Allah su’ul khatimah.
Sebagaimana dalam hadits shahih Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ
“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad 4: 145. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dilihat dari jalur lain).
Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam membaca ayat:
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’am[6]: 44)
Dan tidak ada musibah paling terbesar yang dihadapi oleh seorang hamba di dunia dibandingkan su’ul khatimah atau mati dalam keadaan buruk.
Dalil yang lain adalah surat Al-A’raf ayat 201, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِّنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُم مُّبْصِرُونَ ﴿٢٠١﴾
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS. Al-A’raf[7]: 201)
Jangan sampai muhasabah dinantikan, diulur waktunya. Karena kalau ditunda waktunya maka dikhawatirkan kita akan kecanduan maksiat dan akhirnya kalaupun bertaubat, taubatnya tidak diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Seperti Fir’aun. Fir’aun bertaubat, beriman, berislam sebelum mati.
Jadi yang harus selalu ada dalam benak kita adalah bagaimana kita selamat? Bagaimana kita aman? Bagaimana kita nyaman? Bagaimana kita tenteram setelah mati? Itu yang harus selalu ada.
Simak penjelasannya pada menit ke – 26:37
Simak dan Download mp3 Kajian Tentang Muhasabah atau Menghitung Dosa – Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc.
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/45342-muhasabah-atau-menghitung-dosa/